SISTEM
PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA
A.PENGERTIAN
SISTEM
Sebelum mengetahui sistem perkembangan ekonomi indonesia kita terlebih dahulu
harus mengetahui apa itu sistem.Menurut Chester A.Bernard,sistem adalah
kesatuan yang terpadu secara holistik,yang didalamnya terdiri atas
bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri.Suatu
sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek
(objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu.Subjek atau
objek sebagai pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau
masyarakat,untuk suatu sistem sosial atau sistem kemasyarakatan yaitu dapat
berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam,untuk suatu sistem kehidupan atau
kumpulan fakta,dan untuk sistem informasi atau bahkan kombinasi dari
subjek-subjek tersebut.
Perangkat kelembagaan yang dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek
(objek) itu berhubungan,cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek
(objek),serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek tersebut agar
serasi.Aturan atau kaidah yang dimaksud bisa berupa aturan atau
peraturan,baik yang tertulis maupun tidak tertulis,untuk suatu sistem yang
menjalin hubungan antar manusia.
B.PENGERTIAN
SISTEM PEREKONOMIAN
Sistem perekonomian adalah system yang digunakan oleh suatu Negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki baik kepada individu maupun organisasi
yang ada dinegara tersebut.Perbedaan mendasar antara sebuah system ekonomi
dengan system ekonomi lainnya adalah bagaimana cara system itu mengatur factor
produksinya.Dalam beberapa system,seorang individu boleh memiliki semua factor
produksi.Sementara dalam system lainnya,semua factor tersebut dipegang oleh
pemerintah.Kebanyakan system ekonomi di dunia berada diantara dua system
ekstrim tersebut.
C.PEREKONOMIAN
INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN
1. MASA PENDUDUKAN BELANDA
Pada mas apenjajahan,Indonesia menerapkan system perekonomian monopolis.Dimana
setiap kegiatan perekonomian dijalankan sesuai dengan penguasa perdagangan
Indonesia saat itu.VOC adalah lembaga yang menguasai perdagangan Indonesia pada
saat itu,disini VOC menerapkan peraturan dan strategi agar mereka tetap
menguasai perekonomian Indonesia.Peraturan-peraturan yang diterapkan VOC
seperti kewajiban menyerahkan hasil bumi pada VOC dan pajak hasil bumi yang
dirancang untuk mendukung monopoli tersebut.Disamping itu VOC juga menjaga agar
harga rempah-rempah agar tetapa tinggi.antara lain dengan diadakannya
pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah.Semua aturan itu pada umumnya hanya
diterapkan di Maluku yang memang sudah diisolasi VOC dari pola pelayaran niaga
samudera Hindia.Dengan monopoli rempah-rempah,diharapkan VOC akan menambah isi
kas negeri Belanda,dan dengan begitu akan meningkatkan pamor dan kekayaan
Belanda. Disamping itu juga diterapkan Preangerstelstel, yaitu kewajiban
menanam tanaman kopi bagi penduduk Priangan. Bahkan ekspor kopi di masa itu
mencapai 85.300 metrik ton, melebihi ekspor cengkeh yang Cuma 1.050 metrik ton.
Dan Pada tahun 1795, VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeksplorasi
kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak pada defisitnya kas VOC, yang
antara lain disebabkan oleh :
a.Peperangan
yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya
besar,terutama perang Diponegoro.
b.Penggunaan tentara sewaan memebutuhkan biaya besar
c.Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri
d.Pembagian deviden kepada para pemegang saham,walaupun kas
deficit.
2.MASA PENDUDUKAN INGGRIS
Inggris
berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir dua abad diterapkan
oleh Belanda, dengan menerapkan Landrent (pajak tanah). Sistem ini sudah
berhasil di India, dan Thomas Stamford Raffles mengira sistem ini akan berhasil
juga di Hindia Belanda. Selain itu, dengan landrent, maka penduduk pribumi akan
memiliki uang untuk membeli barang produk Inggris atau yang diimpor dari India.
Inilah imperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk
dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi juga menjadi daerah pemasaran produk dari
negara penjajah.
Akan
tetapi, perubahan yang cukup mendasar dalam perekonomian ini sulit dilakukan,
dan bahkan mengalami kegagalan di akhir kekuasaan Inggris yang Cuma seumur
jagung di Hindia Belanda. Sebab-sebabnya antara lain :
a.Masyarakat
Hindia Belanda pada umumnya buta huruf dan kurang mengenal uang,apalagi untuk
menghitung luas tanah yang terkena pajak
b.Pegawai
pengukur tanah dari inggris sendiri jumlahnya terlalu sedikit.
c.Kebijakan
ini kurang didukung raja-raja dan para bangsawan,karena inggris tak mampu
mengakui suksesi jabatan secara turun temurun.
3.MASA CULTUURSTELSEL
Cultuurstelstel (sistem tanam paksa) mulai diberlakukan pada tahun 1836 atas
inisiatif Van Den Bosch. Yang bertujuan untuk memproduksi berbagai komoditi
yang permintaannya ada di pasaran dunia. Sejak saat itu, diperintahkan
pembudidayaan produk-produk selain kopi dan rempah-rempah, yaitu gula, nila,
tembakau, teh, kina, karet dan kelapa sawit. Sistem ini jelas
menekan penduduk pribumi, akan tetapi sangant menguntungkan bagi Belanda,
apalagi dipadukan dengan sistem konsinyasi (monopoli ekspor). Setelah penerapan
kedua sistem ini, seluruh kerugian akibat perang dengan Napoleon di Belanda
langsung tergantikan berkali lipat. Sistem ini merupakan pengganti sistem
landrent dalam rangka memperkenalkan penggunaan uang pada masyarakat pribumi.
Masyarakat diwajibkan menanam tanaman komoditas ekspor dan menjual hasilnya ke
gudang-gudang pemerintah untuk kemudian dibayar dengan harga yang sudah
ditentukan oleh pemerintah. Bagi masyarakat pribumi, sudah tentu
cultuurstelstel sangat memeras keringat dan darah mereka, apalagi aturan kerja
rodipun masih diberlakukan. Namun segi positifnya adalah, mereka mulai mengenal
tata cara menanam tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya bukan tanaman asli
Indonesia, dan masuknya ekonomi uang di pedesaan yang memicu meningkatnya taraf
hidup mereka. Bagi pemerintah Belanda, ini berarti bahwa masyarakat sudah bisa
menyerap barang-barang impor yang mereka datangkan ke Hindia Belanda. Dan ini
juga merubah cara hidup masyarakat pedesaan menjadi lebih komersial, tercermin
dari meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi nonagraris.
Dengan menerapkan cultuurstelstel, pemerintah Belanda membuktikan teori sewa
tanah dari mazhab klasik, yaitu bahwa sewa tanah timbul dari keterbatasan
kesuburan tanah. Namun disini, pemerintah Belanda hanya menerima sewanya saja,
tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk menggarap tanah yang kian lama kian besar.
Biaya yang kian besar itu meningkatkan penderitaan rakyat, sesuai teori nilai
lebih (Karl Marx), bahwa nilai leih ini meningkatkan kesejahteraan Belanda
sebagai kapitalis.
4.SISTEM EKONOMI TERBUKA
Dengan adanya dorongan dari kaum humanis belanda yang menginginkan perubahan
nasib warga pribumi ke arah yang lebih baik, mendorong pemerintah Hindia
Belanda untuk mengubah kebijakan ekonominya.Maka dibuatlah
peraturan-peraturan agraria yang baru, yang antara lain mengatur tentang
penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka 75 tahun, dan aturan tentang
tanah yang boleh disewakan dan yang tidak boleh. Hal ini nampaknya juga masih
tak lepas dari teori-teori mazhab klasik, antara lain terlihat pada :
a.Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah, pihak swasta yang mengelola perkebunan swasta sebagai golongan kapitalis, dan masyarakat pribumi sebagai buruh penggarap tanah.
a.Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah, pihak swasta yang mengelola perkebunan swasta sebagai golongan kapitalis, dan masyarakat pribumi sebagai buruh penggarap tanah.
b.Prinsip
keuntungan absolut : Bila di suatu tempat harga barang berada diatas ongkos
tenaga kerja yang dibutuhkan, maka pengusaha memperoleh laba yang besar dan
mendorong mengalirnya faktor produksi ke tempat tersebut.
c.Laissez
faire laissez passer, perekonomian diserahkan pada pihak swasta, walau jelas,
pemerintah Belanda masih memegang peran yang besar sebagai penjajah yang
sesungguhnya.
Pada akhirnya, sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pribumi, tapi malah menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang pada umumnya tidak diperlakukan layak.
Pada akhirnya, sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pribumi, tapi malah menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang pada umumnya tidak diperlakukan layak.
5.MASA PENDUDUKAN JEPANG
Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya
ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai
akibatnya, terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat.
Kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan,
karena produksi bahan makanan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak
jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor
macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan
impor.
Seperti
ini lah sistem sosialis ala bala tentara Dai Nippon. Segala hal diatur oleh
pusat guna mencapai kesejahteraan bersama yang diharapkan akan tercapai seusai
memenangkan perang Pasifik.
6.PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA ORDE LAMA
Pada masa awal kemerdekaan perekonomian Indonesia amatlah buruk antara lain
disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi karena pada saat itu indonesia
menggunakan 4 mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah
Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret
1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu)
mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada
bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI
(Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori
moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat
hargapenyebab lain adalah adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan
November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI,kosongnyakas negara
akibat penjajahan,eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
7.PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan
sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem
etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan
akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan
ekonomi (Mazhab Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang
diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi
Indonesia, antara lain :
a)Devaluasi
yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang
kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp
100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
b)Pembentukan
Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan
cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi
perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-barang naik 400%.
c)Devaluasi
yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp
1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah
lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih
tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan
angka inflasi.
Kegagalan-kegagalan
dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah karena pemerintah tidak
menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pada masa ini banyak proyek-proyek
mercusuar yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik
konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat. Sekali lagi, ini juga
salahsatu konsekuensi dari pilihan menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang
bisa diartikan bahwa Indonesia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam
politik, ekonomi, maupun bidang-bidang lain. Sehingga pada masa itu sistem yang
dipergunakan masih belum cukup efektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
Indonesia,malah memunculkan beberapa masalah baru.
D.PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN SISTEM EKONOMI INDONESIA
Seperti yang kita ketahui bahwayang menentukan bentuk suatu system
ekonomi kecuali dasar falsafah Negara yang dijunjung tinggi maka yang
dijadikan criteria adalah lembaga-lembaga,khususnya lembaga ekonomi
yang menjadi perwujudan atau realisasi falsafah tersebut.Pergulatan pemikiran
tentang system ekonomi apa yang sebaiknya diterapkan Indonesia telah dimulai
sejak Indonesia belum mencapai kemerdekaanya.Hal ini tercermin dari
perkembangan pemikiran tentang system ekonomi pancasila SEP. Menurut
Sri-Edi Suwasono (1985),pergulatan pemikiran tentang ESP pada hakikatnya
merupakan dinamika penafsiran tentang pasal-pasal ekonomi dalam UUD 1945.
1.PASAL
EKONOMI DALAM UUD 1945
Pasal 33 UUD 1945, yang dimaksud dengan cabang-cabang produksi yang menguasai
hajat hidup orang banyak adalah barang dan jasa yang vital bagi kehidupan
manusia,dan tersedia dalam jumlah yang terbatas.Tinjauan terhadap vital
tidaknya suatu barnag tertentu terus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika
pertumbuhan ekonomi ,peningkatan taraf hidup dan peningkatan permintaan.
Dengan demikian penafsiran pasal-pasal diataslah yang banyak mendominasi
pemikiran SEP. Pemikiran tentang ESP,sudah banyak,namun ada beberapa yang perlu
dibahas secara rinci karena mereka merupakan faundhing father dan juga
tokoh-tokoh ekonomi yang ikut mewarnai system ekonomi kita,diantaranya:
a.
Pemikiran Mohammad Hatta (Bung
Hatta)
Bung
Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia,juga dikenal sebagai
perumus pasal 33 UUD 1945.Bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman
pahit bangsa Indonesia yang berabad-abad dijajah oleh bangsa asing
yang menganut system ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan system ini di
Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan,oleh karena itu
menurut Bung Hatta system ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus
dengan kekeluargaan.
b.
Pemikiran Wipolo
Pemikiran
Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastro tentang pasal 38
UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945),23 September 1955. Menurut
Wipolo ,pasal 33 memiliki arti SEP sangat menolak system liberal ,karena itu
SEP juga menolak sector swasta yang merupakan penggerak utama system ekonomi
liberal-kapitalistik
c.
Pemikiran Wijoyo Nitisastro
Pemikiran
ini merupakan tanggapan terhadap pemikiran Wilopo. Menurut Wijoyo,pasal 33 UUD
1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector swasta.
d.
Pemikiran Mubyarto
Menurut
Mubyarto,SEP adalah system ekonomi yang kapitalis dan juga sosialis.Salah
satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis,manusia dipandang
sebagai makhluk rasional yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebetuhan
akan materi saja.
e.
Pemikiran Emil Salim
Konsep
Emil tentang SEP sangat sederhana , yaitu system ekonomi pasar dengan
perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam system tersebut tercapai
keseimbangan antara system komando dengan system pasar, “lazimnya suatu system ekonomi bergantung erat dengan-ideologi yang
dianut suatu Negara.”
E.TEORI
PERTUMBUHAN EKONOMI
Sebelum membahas tentang pertumbuhan ekonomi terlebih dahulu kita akan bahas
beberapa teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli.Pada abad
ke-19 banyak ahli ekonomi yang menganalisis dan membahas, serta mengemukakan
teori-teori tentang tingkat-tingkat pertumbuhan ekonomi.Antara lain Retrich
List,Brunohilder Brand,Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow.
Retrich List adalah penganut paham laisser-vaire
dan berpendapat bahwa system ini dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara
optimal tetapi proteksi terhadap industri-industri tetap diperlukan.
Brunohilder Brand adalah pengkritik Retrich List,mereka mengatakan bahwa
perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi atau
konsumsinya,tetapi lebih ditekankan pada metode distribusi yang
digunakan.Brunohilder Brand mengemukakan 3 sistem distribusi yaitu:
1.Natural
atau perekonomian barter
2.Perekonomian
uang
3.Perekonomian
kredit
Sedangkan Karl Bucher mempunyai pendapat yang serupa walaupun tidak
sama.Karl Bucher mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah melalui 3
tingkatan yaitu:
1.Produksi
untuk kebutuhan sendiri
2.Perekonomian
kota,diman pertukaran sudah meluas
3.Perekonomian
nasional,diman peranan pedagang tampak makin penting jadi barang-barang itu
diproduksi untuk pasar.Ini merupakan gambaran revolusi di jerman .
Walt Whitman Rostow dalam bukunya: De stages of Economic Growth mengemukakan
bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam 5 tahap dan setiap
Negara didunia dapat digolongkan kedalam satu tahap dari 5 tahap pertumbuhan
ekonomi tersebut.
Tahap-tahap
perekonomian Rostow adalah sebagai berikut:
1.Tahap
masyarakat tradisional
2.Thap
prasyarat lepas landas
3.Tahap
lepas landas
4.Gerakan
kearah kedewasaan
5.Masa
konsumsi tinggi
F.PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA
Sejak kemerdekaan pada tahun 1945,masa orde lama,orde baru,sampai sekarang
Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi.Peralihan dari
orde lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis walaupun
akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan
yang lebih baik.
1.MASA ORDE LAMA (1945-1966)
Pada masa ini perekonomian berkembang kurang menggembirakan,sebagai dampak
ketidak stabilan politik dan seringnya pergantian cabinet.
2.MASA ORDE BARU (1966-1997)
Menghadapi perekonomian yang sedemikian rupa, pemerintah peralihan
menetapkan beberapa langkah perioritas kebijakan ekonomi sebagai berikut:
A.Memerang
inflasi
B.Mencukupkan
stok cadangan bahan pangan terutama beras
C.Merehabilitasi
pasaran perekonomian
D.Meningkatkan
ekspor
E.Menyediakan/menciptakan
lapangan kerja
F.Mengundang
kembali investor asing
3.MASA REFORMASI (1998-SEKARANG)
Pada masa reformasi ini perekonomian
Indonesia ditandai dengan krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi
yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda kearah pemulihan.Walau ada
pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 diman
inflasi sudah diperhitumgkan namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu
sekitar 100%.
Pada tahun 1998 hampir seluruh sector mengalami pertumbuhan negative,hal ini
berbeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999.
G.FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PETUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Adapun yang mempengaruhi pertumbuhna ekonomi Indonesia,secara umum adalah:
1.Faktor produksi
2.Faktor investasi
3.Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4.Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5.Faktor keuangan Negara
Sumber :
http://rupika-rupikahusnasari.blogspot.com/2012/03/tugas-perekonomian-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar