Powered By Blogger

Jumat, 04 Oktober 2013

Kenapa Koperasi belum menjadi tonggak dari perekonomian negara kita



Koperasi Menjadi Tolak Ukur atau Tonggak Perekonomian Negara Kita


Sejarah singkat gerakan koperasi berasal pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak.
Di Indonesia, koperasi adalah bukan satu-satunya tulang punggung ekonomi Indonesia. Jumlah koperasi pun terbatas. Sebenarnya koperasi di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang beberapa persen bagi  penghasilan negara.
Salah satu fungsi dan tujuan didirikannya sebuah koperasi adalah menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi perusahaan. Oleh karena itu, keberfungsian sebuah negara tergambar pada seberapa sejahtera dan makmur rakyatnya.
Menurut saya malah sebaliknya. Koperasi itu sangat penting bagi yang memiliki modal-modal menengah. Setiap perusahaan harusnya memiliki sebuah system koperasi yang mengurusi kemitra-mitraan sebagaiman yang hatus ia lakukan. Saya ambil contoh, misalnya Telkom dan kita anggap telkomsel sebagai koperasi. Kenapa saya bilang koperasi, karena telkomsel memasarkan produk-produk yang dibuat Telkom yaitu komunikasi, hanya saja dengan sebtuhan media yang berbeda.
Menurut saya juga  pemerintah belum konsisten menerapkan sistem perekonomian nasional berdasarkan amanat konstitusi, karena dianggap masih dijadikan sebagai alat politik dengan persepsi yang keliru.

”Bukan hanya karena sudah berusia lama, tetapi juga ada kaukus politisi gerakan koperasi yang duduk di parlemen.

Kalau tidak salah dinegara-negara ada yg memliki koperasi yang cukup maju, masing-masing Islandia ,Finlandia, Norwegia, Swedia, dan Denmark. Di negara-negara itu kebijakan mendasar pemerintahan terhadap koperasi dominan, sehingga kebijakan ekonomi negara selalu melibatkan koperasi dan usaha kecil dan menengah (KUKM).

Menurut saya, teori menyatakan jika ingin merubah atau menguatkan sistem maka harus menjadi subsistem, dan kemudian merebutnya dan mengeksplorasi dalam kebijakan ekonomi yang memihak rakyat berdasarkan konstitusi.

Karena itu milad Koperasi ke-66 hendaknya menjadi tonggak untuk menyebarkan serta memperkuat ideologi ekonomi rakyat terhadap aktivis gerakan koperasi Indonesia yang kini menyebar dalam berbagai partai politik.

Ideologi ekonomi rakyat atau kerakyatan dinilainya abadi dibandingkan dengan ideologi Parpol. Maka saatnya masyarakat koperasi hanya mendukung dan memilih politisi berideologi koperasi, agar penerapan sistem ekonomi rakyat konsisten berdasarkan konstitusi menuju masyarakat sejahtera bersama koperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar