Januari 23 2003,
aku bermain dengan papa ditaman, dan ssorang datang sambil bertanya
padaku dengan pertanyaan itu lg... ' knp tdk mirip?' , aku tdk ingin
menjwbnya.
Januari 24 '03
hari ini ulang thnku yg ke 5, namun dihari ini orang tuaku
bertengkar. Aku mendengar pekikan 'anak pungut' dan 'namaku' yg
membuatku kaget. Apa benar bahwa mereka bukan ortu asliku?... Lalu
siapa? Sudahlah. Yg aku tau, mereka sangat sayang pd ku. Malam harinya
ibu datang menghampiriku dan menyuruhku utk ikt dengannya. Aku mau. Tp
kenapa papa tidak ikut?.
Januari 25 '03
pagi siang sore aku tunggu dirumah baru yg aku tinggali dgn ibu, tp
papa tdk pulang2... Ibu blg, papa tdk akan kembali. Tentu aku tdk
percaya, papa yg bgitu perhatian pdku bs semudah itu pergi? Meninggalkan
putrinya ini? Ah... Mungkin papa sedang bekerja di luar negri.
Januari 27 '03
kemarin benar2 tdk terbayangkan. Pagi hari aku sudah sesak nafas dan
benar2 tdk bs bernafas! Akupun segera dilarikan kerumah sakit oleh ibu.
Aku lihat, bulir2 air jatuh dipipiku saat ibu menggendongku.
Setelah diperiksa, ternyata aku mengalami kanker paru2. Apa itu
kanker? Aku saja tidak tau. Saat aku tanya ibu, dia malah menjawab
sambil menahan tangis, 'kamu pasti akan sembuh nak' , dan membelai
rambutku. Sekarang aku dirawat dan harus opname di RS. Entah sampai
kapan. Aku rindu teman2 skolah... Oh iya, sebelumnya aku menyuruh ibu
mengambilkan bukuku ini. Hehehe
januari 30 '03
2 hari aku tdk menulis lg...
Dokter bilang pd ibuku kalau aku mengalami peradangan syaraf pd
kakiku dan menyebabkan lumpuh total. Aku ingat itu, tp tetap saja tdk
mengerti. Kmarin2 karna sesakku kambuh, aku jd dilarikan ke ruang ICU
dan mendengar bisikan bahwa paru2ku sudah tidak berfungsi lagi, akupun
dioperasi. Tp karna dibius, aku tdk tau apapun lg.
Setelah aku bangun (sekarang), aku bs bernafas lbih baik, tp dokter
blg kalau alat ini tdk akan bertahan lama. Alat? Maksudnya itu apa? Di
RS ini banyak kata medis yg menurtku asing...
Tapi... Giliran sudah bs bernafas, malah tdk bs berjalan... Aku
sedih, tp demi ibu yg sudah berusaha, aku akan terus tersenyum. :)
januari 31 '03
siangnya, saat aku membaca majalah VigerVille, tiba2 saja kakiku
terasa sakit, mula2nya aku abaikan saja karna masih tertahankan, namun
lama2 malah semakin keluar batas! Akupun meringis utk menahannya agar
ibu tdk terbangun. Tp tetap saja ibu terbangun n langsung panik.
Dokterpun dipanggil. Aku lg2 dibawa ke ruang ICU, ternyata kakiku
mengalami pembusukan tulang rawan. Apa itu? Aku diam saja, tidak tau...
;( ! Saat mendengar amputasi, ibuku langsung kaget. Dia memohon pd
dokter agar memakai cara lain. Tp dokter cm bergeleng. Akupun bicara,
'kalau memang itu yg terbaik, kenapa tidak?', sambil menunjukkan senyum
keyakinan. Ibu melotot, perlahan bangun dan memelukku erat sambil
menumpahkan tangisnya. Yah..., kakikupun diamputasi. Kini, mungkin aku
bakalan menjadi manusia cacat. Tp aku tdk boleh mengeluh. Aku harus
semangat supaya sembuh dan membalas kerja keras ibu! Aku akan membuat
ibu tersenyum.!
februari 01 '03,
terkadang dadaku terasa kaku. Mungkin dokter memang memasang alat
bantu bernafas dlm badanku. Tp aku tdk peduli, yg penting itu membantu.
Dan, paginya ketika aku bangun, mata kiriku terasa nyut2an dan
penglihatannya tdk jelas. Aku menguceknya dan mendapati darah mengalir
keluar dari mata kiriku. Ibu lagi2 panik dan segera memanggil dokter. Ke
ruang ICU lg... Setelah mataku dioperasi segera, dokterpun menjelaskan
bahwa aku akan mengalami kebutaan sebelah karna peradangan kornea yg
biasanya disebabkan oleh penyakit komplikasi. Apa aku mengidapnya? .
Wajah ibu pasrah mendengar dokter, lalu mendekatiku yg matanya
diperban sebelah. 'ibu akan berusaha'. Jangan! Jangan menangis lg! Sudah
cukup aku melihat ibu menangis... Aku tidak mau ibu sedih, makanya aku
akan membalasnya tetap dengan senyuman. 'iya', jawabku
Februari 02 '03
aku sedang di taman belakang RS ditemani ibu menaiki kursi rodaku.
Ada burung2 yg bernyanyi. Lucu sekali. Aku ingin seperti mereka. Bisa
terbang jauh dan tinggi.
Malamnya, aku mendengar pembicaraan ibu dengan dokter. Yg aku ingat,
dokter berkata bahwa waktuku tidak lebih dari 1 minggu. Tp aku bingung,
apa artinya ibu tdk memiliki uang lg dan dokter akan memulangkanku?.
Smoga saja tidak. .
***
pertama saya mohon ijin kpd adik Shikoo utk melanjutkan kisahmu ini.
Jujur saja, saya sbg wanita dewasa yg umurnya mau 20 thn saja
rasanya memilih utk bunuh diri ketimbang (maaf) hidup cacat sepertimu.
Namun adik tetap berjuang dan tersenyum lebar pd siapapun yg melihatmu.
Seakan kau berkata 'aku tidak apa2'. Sehari setelah tulisan terakhirnya
di buku hariannya, ia tiba2 saja sesak nafas. Dokter akhirnya memasang
selang pembantu bernafas pd hidungnya dan menyuruh ibu Shikoo utk
membawanya ke RS ibu kota. Tanpa pikir panjang, merekapun berangkat.
Dirumah sakit sebelumnya, saya bertanya pd Shikoo kenapa wajahnya masih
saja ceria walaupun mengidap penyakit ganas dan termasuk dalam penyakit
belum teridentifikasi. Matanya yang sendu berusaha ia hapus dengan
senyum pula. 'selagi ada orang2 disekitar saya, saya akan terus berusaha
utk bertahan. Saya ingin membalas mereka. Makanya saya ingin sembuh',
jawabnya pelan. Saya dibuatnya tak bs berkata apapun dan hanya berkata,
'berjuanglah'. Senyumnya semakin mengembang.
Untuk menghargai perjuangannya, saya menuliskan kisahnya di BLOG
saya dengan judul 'Senyuman Mengalahkan Segalanya'. Mungkin memang bukan
segalanya, namun hanya dengan tersenyum orang bs tau bahwa kita adalah
org yg ramah. Sekitar 500an orang telah mengakses blog saya dalam 1
malam serta lebih dari 700 komentar. Saya terkejut sangat. Salah satu
akun bertanya apakah ada rekening utk menyumbang biaya. Mungkin dengan
itu saya bs membantunya, jd saya mempostkan rekening saya utk sumbangan.
Tak sia2. Tak sampai 3 hari berlalu sumbangan sudah mencapai 12 juta.
Sayapun dgn rajin mengambilnya dan menyerahkan sumbangan tersebut pd ibu
Shikoo. Tentunya ia sangat terkejut dan langsung menangis menerima uang
tersebut.
Setelah itu, saya menjenguk Shikoo dikamarnya. Ia membuka
mata perlahan dan tersenyum lagi dengan wajah pucatnya. 'trima kasih
kak', ucapnya terlihat susah. Air mata saya sudah tak tertahan utk
jatuh. Sayapun cuma mengangguk sambil menangis terisak. Padahal ia blm
tau bahwa saya memberikannya sumbangan, tp ia duluan berterima kasih.
Lalu, tiba2 saja ia batuk2 keras dan mengeluarkan dahak darah. Tentu
saya dan ibu Shikoo panik. Dokter segera datang dan memeriksanya.
Ternyata setelah 30 menit pemeriksaan, Shikoo dinyatakan mengalami
kanker komplikasi ganas yang sudah mencapai tahap lanjut. Peradangan
tenggorokan yang menyangkut pita suaranyapun membuatnya bisu. Ibu Shikoo
hampir pingsan mendengarnya. Satu2nya cara memang harus mengoperasinya.
Ibu Shikoo tdk ingin anaknya merasakan sakitnya alat2 bedah itu walau
dibius. Ia terlalu kecil utk dibius dan dioperasi sebesar itu. Shikoo
membuka matanya, melirik ke kami berdua, lalu tersenyum sambil
mengangguk yakin. Untungnya, ada biaya utk operasi. Saat saya cek
rekening kembali, ternyata sudah ada sumbangan lebih dari 100 jt !
Sumbangan tersebut bukan hanya berasal dr akun2 di blog saya, tetapi
rakyat yg tau jg ikut membantu. Sumbanganpun terus mengalir. Bagai jadi
ibu Shikoo, saya benar2 tidak bs menahan tangis atas kepedulian orang
terhadap Shikoo. Operasi yg memakan waktu hampir setengah hari itupun
akhirnya usai. Melihat Shikoo yg banyak dihubungi selang di tubuhnya
membuat saya dan ibunya pecah. Anak sekecil itu harus menerima semua
penderitaan ini. Berbagai obat2an diberikan utk menekan pertumbuhan
kankernya.
Tubuhnya bagai setengah robot karna banyak alat pmbantu
dipasang. Pencernaannyapun lumpuh total dan hanya mengandalkan cairan
infus utk bertahan. Prihatin, kalut, kagum bercampur jd satu. Setelah 2
hari ia tertidur, kamipun dipersilahkan utk menemuinya. Saya
memperlihatkan komen2 di blog saya melalui laptop. Banyak yg mendukung,
maupun tak ingin ia runtuh. Shikoo tersenyum. Lalu memperlihatkan dua
jempol pd kami pertanda ia akan berjuang sampai akhir. Sumbanganpun tak
kunjung berhenti sampai sekarang. Ternyata itu jg termasuk sumbangan
dari presiden dunia setelah saya mempersilahkan Shikoo utk mengetik
apapun di blog saya. Yg ia ketik adalah 'saya tersenyum utk berterima
kasih pd ibu, kakak Poo, dan semua yg telah membantu saya. Selama kalian
ada, saya akan selalu tersenyum :)'. Pesan itu di like oleh lebih dari
satu juta pengakses site.
Ia membuka MS word dan mengetik 'aku ingin difoto dgn ibu'. Saya
segera mengambil hp utk memotretnya. Ia terlihat berusaha utk tersenyum
pd kamera dgn ibu disampingnya. Matanya berlinang, begitu jg dgn saya.
Sambil menahan tangis, saya memberi aba2 dan ... Klik! Saya perlihatkan
hasil fotonya pd Shikoo. Ia tersenyum senang sambil meneteskan air mata
melihat hasilnya. Beberapa saat kemudian, sayapun pamit dan berencana
utk mencetak foto tersebut sbg kejutan. Lama saya menunggu di tempat
percetakan foto. Tiba2 saja ponsel saya berbunyi. Ternyata itu sms dari
ibu Shikoo. 'terima kasih atas segalanya. Sekarang, semuanya telah
berakhir...'. Apa maksudnya? Perasaan saya benar2 tdk enak dibuatnya.
Setelah fotonya jd, sayapun kembali ke RS dgn mobil. Ingin sekali
membuat Shikoo senang melihat hasil cetaknya. Ketika mengangkat dagu,
saya melihat ibu Shikoo sedang duduk merunduk di samping kasur Shikoo.
'dimana Shikoo?'. Tak ada jawaban. 'bu?', saya mencoba menepuk bahunya.
Isak tangispun terdengar pelan. Saya semakin heran, apalg kasur Shikoo
sdh kosong. Dimana dia?.
Ia lalu menoleh ke saya dan memperlihatkan wajah yg sgt sedih. Shikoo telah meninggal...
Setelah menangis hampir semalam, saya akhirnya menulis di blog saya
bahwa ia telah tenang di alam sana. Tentu banyak org yg gempar. Beberapa
ada yg mendislikenya dan mengomentari bahwa itu tdk mungkin. Tapi...
Itulah kenyataan...
Saya memosting foto terakhir Shikoo dgn ibunya itu. Salah satu akun
mengomentari, 'senyummu bagaikan berlian. Walau sekuat apapun
dibenturkan, tetap utuh. Walau penyakitmu luar biasa, namun senyummu
tetap abadi'. Senyumannya masih tetap terukir jelas di benak saya.
Sayapun menulis sebuah buku utk mengisahkannya. Tak sia2. Buku itu
hampir terjual habis dlm 2 hari. Banyak org yg bersimpati. Maka dari
itu, saya menyebutnya sbg... 'senyuman abadi'.
Tertanda:
Poo Kolskvey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar